Sebagai
Wahyu pertama kali di turunkan, Surat Al-Alaq memiliki nilai filosofis yang
begitu besar. Surat ke-96 terdiri atas 19 ayat
dan termasuk kategori Surat Makiyyah. Para Ulama Ahli Tafsir bersepakat
bahwa Surat ini adalah surat yang pertama kali diturunkan. Membaca adalah
sebuah hal yang sangat significant dalam kehidupan manusia.
Dengan
membaca maka wawasan seseorang akan semakin bertambah dan semakin luas. Yang
tidak tau akan menjadi tau. Yang tidak mengerti akan menjadi mengerti. Ada
pepatah yang mengatakan “ membaca adalah kunci ilmu pengetahuan” dan membaca
adalah kunci kesuksesan seseorang. Dalam pribahasa lain juga disebutkan :
The More You Read, The More You Know
“Semakin
banyak kamu membaca, maka kamu akan semakin tau.”
Orang-orang
besar yang lahir dinegri ini tak pernah lepas dari membaca. Misalnya, Gus Dur
yang walau dalam kondisi fisik yang kurang tapi selama hidupnya ia telah
membaca ratusan buku. Ayat pertama dan ayat ke 4-5 mengisyaratkan pentingnya
untuk membaca. Sebagaimana firman Allah SWT :
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي
خَلَقَ ١
“Bacalah,
(wahai Nabi Muhammad saw, wahyu yang ilahi yang beberapa saat lagi akan kamu
terima; dan bacalah juga alam dan masyarakatmu) dengan (atau demi) nama Tuhan
pemeliharamu yang mencipta (semua makhluk).”
ٱلَّذِي
عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا
لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
“Yang mengajar dengan pena (yakni dengan
usaha dan sarana mereka. Yang mengajari manusia apa yang tidak mereka ketahui.”[1]
Prof.Dr.M.Quraish
Shihab, MA mengatakan bahwa tema utama surat al-alaq adalah uraian tentang
perlunya membaca apa yang tertulis dan yang terhampar.[2]
Secara teologi kita harus menyakini surat Al-Alaq. Menghayati dan memahami makna
yang terkadung baik yang tersurat maupun yang tersirat dari surat Al-Alaq.
Para Ulama
menuliskan jutaan kitab tujannya bukan untuk sekedar pajangan dilemari. Tapi,
mereka bertujuan agar karya mereka bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya
dengan cara dibaca.
Faktanya, kita
melupakan pentingnya untuk membaca. Kita tidak menjadikan membaca sebagai
sebuah kebutuhan. Harusnya kita menjadi “candu” untuk membaca. Sebagai Para
Pencari ilmu harusnya kita haus akan membaca.
Sungguh berdosa
dan “kufur” jika kita meremehkan dan melupakan surat tersebut. Maka mari kita
mulai dari sekarang, kita bangun budaya membaca mulai dari sejak dasar hinggi
dewasa.
[1] Shihab, M.Quraish. Al-Qur’an dan Maknanya . Cet.II.Penerbit : Lentera
Hati, Jakarta 2013 .Hal.597
[2] Ibid.Hal.55Sebagai
Wahyu pertama kali di turunkan, Surat Al-Alaq memiliki nilai filosofis yang
begitu besar. Surat ke-96 terdiri atas 19 ayat
dan termasuk kategori Surat Makiyyah. Para Ulama Ahli Tafsir bersepakat
bahwa Surat ini adalah surat yang pertama kali diturunkan. Membaca adalah
sebuah hal yang sangat significant dalam kehidupan manusia.
Dengan
membaca maka wawasan seseorang akan semakin bertambah dan semakin luas. Yang
tidak tau akan menjadi tau. Yang tidak mengerti akan menjadi mengerti. Ada
pepatah yang mengatakan “ membaca adalah kunci ilmu pengetahuan” dan membaca
adalah kunci kesuksesan seseorang. Dalam pribahasa lain juga disebutkan :
The More You Read, The More You Know
“Semakin
banyak kamu membaca, maka kamu akan semakin tau.”
Orang-orang
besar yang lahir dinegri ini tak pernah lepas dari membaca. Misalnya, Gus Dur
yang walau dalam kondisi fisik yang kurang tapi selama hidupnya ia telah
membaca ratusan buku. Ayat pertama dan ayat ke 4-5 mengisyaratkan pentingnya
untuk membaca. Sebagaimana firman Allah SWT :
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي
خَلَقَ ١
“Bacalah,
(wahai Nabi Muhammad saw, wahyu yang ilahi yang beberapa saat lagi akan kamu
terima; dan bacalah juga alam dan masyarakatmu) dengan (atau demi) nama Tuhan
pemeliharamu yang mencipta (semua makhluk).”
ٱلَّذِي
عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا
لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
“Yang mengajar dengan pena (yakni dengan
usaha dan sarana mereka. Yang mengajari manusia apa yang tidak mereka ketahui.”[1]
Prof.Dr.M.Quraish
Shihab, MA mengatakan bahwa tema utama surat al-alaq adalah uraian tentang
perlunya membaca apa yang tertulis dan yang terhampar.[2]
Secara teologi kita harus menyakini surat Al-Alaq. Menghayati dan memahami makna
yang terkadung baik yang tersurat maupun yang tersirat dari surat Al-Alaq.
Para Ulama
menuliskan jutaan kitab tujannya bukan untuk sekedar pajangan dilemari. Tapi,
mereka bertujuan agar karya mereka bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya
dengan cara dibaca.
Faktanya, kita
melupakan pentingnya untuk membaca. Kita tidak menjadikan membaca sebagai
sebuah kebutuhan. Harusnya kita menjadi “candu” untuk membaca. Sebagai Para
Pencari ilmu harusnya kita haus akan membaca.
Sungguh berdosa
dan “kufur” jika kita meremehkan dan melupakan surat tersebut. Maka mari kita
mulai dari sekarang, kita bangun budaya membaca mulai dari sejak dasar hinggi
dewasa.
Komentar
Posting Komentar