Langsung ke konten utama

Merdeka dan Mimpi: Refleksi Hari Kemerdekaan

Merdeka, sebuah kata yang selalu dielu-elukan oleh orang-orang pada momen-momen tertentu. Bahkan, ketika kata tersebut dilontarkan mampu memicu dan membangkitkan semangat perjuangan yang telah lama terpendam, menjadi terus berkobar. Merdeka acap kali diidentikkan sebagai kondisi terbebas dari belenggu penjajah.
Indonesia, sebuah negeri yang banyak dikagumi oleh negara lain bukan hanya karena persoalan yang berkaitan dengan politik, ekonomi dan wisata belaka, tapi lebih dari itu adalah keindahan dan keragaman yang dimilikinya. Indonesia memiliki dua keragaman yang patut disyukuri, yaitu keragaman flora – fauna, juga keragaman manusianya.
Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau besar dan ratusan bahkan ribuan pulau-pulau kecil yang membentang luas ke berbagai penjuru mata angin, memiliki beragam suku, ras, bahasa, budaya dan agama. Sebuah keragaman yang merupakan anugerah yang patut disyukuri, di sisi lain adalah titipan dan amanah yang perlu dijaga dan dirawat oleh segenap elemen bangsa.
Seperti biasanya memasuki bulan Agustus ini, deretan jalan-jalan di berbagai pelosok daerah diramaikan dengan barisan bendera berwarna-warni. Bahkan, di berbagai kendaraan dapat dijumpai stiker berlambang merah putih. Berbagai gedung pemerintahkan pun diperbaiki untuk menyambut momen istimewa tahunan ini. Tidak lupa pula, berbagai kegiatan dipersiapkan untuk meramaikan peringatan yang selalu diperingati setiap tahun ini. Tidak terasa, Agustus 2017 ini Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaannya yang ke-72.
Sebuah perjalanan panjang yang harus dilalui hingga akhirnya Indonesia dapat seperti sekarang ini. Kemerdekaan yang direbut dari tangan penjajah tidak semudah bayangan kita. Berbagai hal telah dikorbankan agar Indonesia bisa merdeka, mulai dari tenaga, pikiran, harta, hingga  nyawa. Tidak terhitung berapa banyak rakyat Indonesia yang gugur dan tidak tercatat dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Merdeka bukanlah seperti membalikkan telapak tangan atau mengedipkan mata, butuh proses yang panjang.
Kemerdekaan adalah jalan hidup yang menjadi hak setiap orang dan negara. Merdeka dari belenggu penjajah, dari diskriminasi dan ketidakadilan. Sebagaimana bunyi pada baris pertama pembukaan UUD 1945 yang merupakan deklarasi kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus terbebas dari kekuasaan asing “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan” Dengan spirit kemerdekaan itu Indonesia perlu ikut serta dalam menyuarakan kemerdekaan bagi Negara-negara yang masih didominasi oleh negara lain, termasuk misalnya dalam menyuarakan kemerdekaan penuh bagi Palestina.
Indonesia melalui pemerintah harus menolak segala bentuk intervensi pihak asing dalam sebuah kedaulatan negara. Karena meskipun secara fisik kita tidak lagi dijajah, akan tetapi dengan dikuasainya berbagai sektor oleh pihak asing, maka tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi berbagai kebijakan yang diambil oleh negara.
Dominasi pihak asing jangan sampai membuat berbagai kebijakan pemerintah ditekan dan mudah dinegosiasi karena kebergantungan terhadap sektor ekonomi khususnya investasi jangka pangan berbagai perusahaan asing, jangan sampai membuat pemerintah tidak tegas jika perusahaan asing melanggar aturan. Kita harus mampu mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri tanpa harus selalu bergantung pada pihak asing.
Kekayaan alam kita jangan sampai terus-terusan dieksploitasi tanpa memperhatikan dampak kerusakan lingkungan dan dampak sosial lainnya seperti pencemaran limbah, penebangan hutan,  tergusurnya habitat binatang endemik Indonesia, termasuk persoalan hilangnya lahan pertanian masyarakat dan tergusurnya penduduk sekitar hanya demi kepentingan pembangunan dan usaha perusahaan saja. Kekayaan alam diolah untuk menyejahterakan masyarakat, bukan untuk memperkaya diri sendiri, perusahaan, golongan dan relasi saja. Pasal 33 UUD 45 menyebutkan bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Pemerintah pun perlu mengambil sikap tegas terhadap perusahaan yang melakukan pembalakan liar, pencemaran lingkungan, dan pembakaran hutan.
Karena itu, semangat kemerdekaan harus terus diwujudkan dalam berbagai bentuk. Kesenjangan sosial dan ketimpangan dalam kehidupan bermasyarakat perlu diperhatikan dan diselesaikan sebagai tugas rumah bagi pemerintah. Kemiskinan, akses infrastruktur yang belum merata, pendidikan, kesehatan, ketersediaan lapangan kerja, distribusi pangan dan pemberdayaan masyarakat. Pemerataan pembangunan di berbagai wilayah Indonesia khususnya di daerah kepulauan dan perbatasan yang didukung dengan kemudahan akses ekonomi dan kesehatan, distribusi yang mudah, dan harga yang terjangkau serta menjamin ketersediaan pangan dalam negeri. Dalam hal peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), dapat dilakukan melalui pendidikan gratis, berobat gratis, pelatihan wirausaha, bantuan modal usaha, dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Program-program pengentasan kemiskinan perlu digalakkan. Dengan begitu tidak akan ada lagi tunawisma, pengemis, pekerja seks komersial (PSK) maupun anak jalanan, karena untuk mengatasi problem sosial tersebut merupakan tanggung jawab negara sebagaimana amanat Pasal 34 UUD 45 yang menyebutkan “fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara”.

Dengan bertambahnya usia bangsa ini, mari dijadikan sebagai momentum bagi semua pihak untuk saling introspeksi, bersih-bersih dan memperbaiki diri. Sehingga peringatan Hari Kemerdekaan tidak hanya menjadi seremonial tahunan saja, tapi menjadi pengingat dan pemacu bagi semua pihak untuk saling berkontribusi, ikut serta membangun dan menjaga NKRI. Kedamaian, keadilan, persatuan dan kesejahteraan dapat terwujud jika semua elemen bangsa bersatu padu saling membantu dan berkontribusi positif demi menjadi Indonesia yang disegani dan dihormati oleh mata dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hernowo Hasim : Berkarya dan Tak Kenal Lelah

Sosok Hernowo memang sudah tidak asing dalam dunia penerbitan. Hingga membuat saya merasa senang dan beruntung bisa di bimbing oleh beliau   walau   hanya baru   beberapa   hari.   Sosoknya yang ramah dan jika berbicara sangat asyik di dengar hingga kami   merasa dibukakan   wawasan   lebih   jauh   saat mendapat   pelajaran darinya. Cara belajarnya sungguh mengasyikan   dan   bersahabat.

Resensi Buku Tafsir Sufi Al-Fatihah: Kandungan Sufistik Surat Al-Fatihah Menurut Jalaluddin Rakhmat

Judul Buku      : Tafsir Sufi al-Fatihah Penulis              : Jalaluddin Rakhmat Penerbit            : Penerbit Mizan Tahun terbit     :   20 12 Jenis buku        : Non-Fiksi (Agama Islam) Tebal                : 2 44 Halama n Harga               : Rp. 35.000 Jalaludin Rakhmat adalah seorang Cendikiawan Muslim yang terkenal aktif dalam menyuarakan suara-suara pembaruan bersama Alm. Nurkholis Madjid. Kang Jalal biasa ia disapa merupakan penulis yang produktif. Buku yang penulis bahas kali ini merupakan buku yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya dengan judul "Tafsir Sufi Al-Fatihah M...